Home » Blog » Kenapa Orang yang Terkena Hipotermia Tidak Boleh Tidur? Ini Alasanny

Kenapa Orang yang Terkena Hipotermia Tidak Boleh Tidur? Ini Alasanny

JourneyVertical.com. Bayangkan kamu sedang mendaki gunung, udara mulai dingin, baju basah karena hujan, dan tubuh mulai menggigil hebat. Dalam kondisi seperti itu, banyak orang berpikir, “Ah, istirahat sebentar aja, nanti juga hangat lagi.” Padahal kalau kamu sedang mengalami hipotermia, tertidur justru bisa menjadi kesalahan yang sangat berbahaya. Kali ini kita bahas dengan santai tapi serius, kenapa orang yang terkena hipotermia tidak boleh tidur, serta bagaimana cara menanganinya dengan benar agar tetap aman.

Apa Itu Hipotermia

Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh seseorang turun di bawah 35 derajat Celcius. Normalnya, tubuh manusia dijaga agar tetap hangat melalui metabolisme dan gerakan otot. Namun ketika suhu lingkungan terlalu dingin, misalnya saat kehujanan di gunung, terendam air dingin, atau terpapar angin malam terlalu lama, tubuh kehilangan panas lebih cepat dari kemampuannya untuk menghasilkan panas.

Awalnya mungkin hanya terasa menggigil, tapi lama-kelamaan tubuh bisa berhenti menggigil. Ini bukan pertanda membaik, melainkan tanda bahaya. Otak mulai melambat dan seseorang bisa merasa mengantuk, bingung, bahkan kehilangan kesadaran tanpa disadari.

Kenapa Tidak Boleh Tidur Saat Hipotermia

Banyak korban hipotermia berpikir bahwa tidur sebentar bisa memulihkan tenaga. Padahal, inilah kesalahan paling fatal yang bisa mengakhiri nyawa seseorang di alam bebas.

Hipotermia di Gunung: Bahaya Senyap yang Mengintai Pendaki

Saat seseorang tidur, tubuh memasuki kondisi pasif. Otot berhenti bergerak dan metabolisme tubuh menurun drastis. Dalam keadaan normal, tidur membantu tubuh beristirahat dan memulihkan energi, tetapi pada situasi hipotermia, penurunan aktivitas ini justru membuat tubuh tidak lagi menghasilkan panas yang cukup untuk bertahan hidup. Begitu tertidur, suhu tubuh akan terus menurun karena tidak ada gerakan atau aktivitas yang membantu memproduksi panas.

Hal lain yang membuat tidur berbahaya adalah sensasi hangat sesaat yang sering dirasakan oleh korban hipotermia. Banyak yang mengira ini tanda pemulihan, padahal itu adalah fase terakhir sebelum tubuh benar-benar kehilangan kemampuan mengatur suhu. Sensasi hangat tersebut muncul karena pembuluh darah melebar akibat sistem saraf yang mulai gagal berfungsi. Jika seseorang tertidur pada fase ini, besar kemungkinan ia tidak akan bangun lagi.

Selain itu, tidur juga menurunkan kesadaran tubuh terhadap bahaya. Dalam keadaan sadar, seseorang masih bisa merasakan tanda-tanda seperti menggigil, mati rasa, atau rasa dingin ekstrem. Namun saat tertidur, tubuh kehilangan kemampuan untuk memberi sinyal bahaya. Penurunan suhu tubuh terjadi tanpa terasa, dan inilah alasan mengapa banyak korban hipotermia ditemukan tertidur tanpa sempat tersadar bahwa tubuh mereka sedang melemah.

Ciri-Ciri Orang yang Mengalami Hipotermia

Hipotermia bisa dikenali dari beberapa tanda yang cukup khas. Biasanya seseorang akan menggigil hebat dan merasa sangat lemah. Ucapan menjadi tidak jelas, gerakan tubuh lambat dan tidak terkoordinasi, kulit menjadi pucat dan terasa dingin. Dalam beberapa kasus, korban terlihat mengantuk berat atau bahkan kehilangan kesadaran. Bila kamu atau temanmu mulai menunjukkan tanda-tanda seperti ini di tengah udara dingin, jangan biarkan tertidur. Tetap bangunkan dan lakukan penanganan darurat.

Mengatasi Hipotermia: Cara Cerdas Menyelamatkan Diri dari Dingin yang Mematikan

Cara Menangani Hipotermia

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah segera memindahkan korban ke tempat yang terlindung dari angin, hujan, atau udara dingin langsung. Jika sedang berada di alam terbuka, gunakan tenda atau cari tempat berlindung sementara seperti batu besar atau pohon besar. Setelah itu, lepaskan pakaian yang basah atau lembap karena pakaian basah akan mempercepat hilangnya panas tubuh. Ganti dengan pakaian kering yang ada, atau gunakan bahan apapun yang kering untuk menutupi tubuh, seperti jaket, kain, atau bahkan kantong plastik besar jika darurat.

Langkah berikutnya adalah membungkus tubuh korban menggunakan emergency blanket atau selimut darurat yang terbuat dari bahan reflektif perak. Selimut ini membantu memantulkan panas tubuh agar tidak keluar. Jika tidak memiliki emergency blanket, gunakan kantong tidur atau bahan tebal lain untuk menahan panas tubuh. Tutupi seluruh badan termasuk kepala, tetapi biarkan wajah tetap terbuka agar korban tetap bisa bernapas dengan baik.

Setelah tubuh mulai terlindung, bantu pulihkan energi dengan memberikan makanan ringan yang tinggi energi seperti cokelat, madu, biskuit manis, atau makanan manis lainnya. Tubuh membutuhkan energi untuk membangkitkan panas dari dalam. Hindari makanan berat yang sulit dicerna karena justru memperlambat proses metabolisme.

Berikan juga minuman hangat seperti teh manis, susu hangat, atau air jahe. Minuman hangat akan membantu menaikkan suhu tubuh dari dalam secara perlahan. Namun, hindari minuman beralkohol atau berkafein karena kedua jenis minuman ini justru dapat memperburuk kondisi. Alkohol misalnya, membuat pembuluh darah melebar sehingga tubuh kehilangan panas lebih cepat, sedangkan kafein mempercepat detak jantung dan membuat tubuh sulit menstabilkan suhu.

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan

Petugas SAR mengevakuasi seorang perempuan yang mengalami hipotermia saat mendaki Gunung Klabat di Provinsi Sulawesi Utara. (Sumber foto: ANTARA/HO Kantor SAR MANADO)

Petugas SAR mengevakuasi seorang perempuan yang mengalami hipotermia saat mendaki Gunung Klabat di Provinsi Sulawesi Utara. (Sumber foto: ANTARA/HO Kantor SAR MANADO)

Ada beberapa hal penting yang sering disalahpahami saat menolong korban hipotermia. Banyak yang langsung mendekatkan korban ke api unggun atau air panas, padahal perubahan suhu yang terlalu cepat bisa membuat tubuh mengalami syok termal. Begitu juga dengan memijat tubuh korban, karena gesekan yang terlalu keras pada kulit dingin dapat menyebabkan luka atau merusak jaringan otot.

Pertolongan Pertama Hipotermia: Panduan Lengkap yang Wajib Kamu Tahu

Kesalahan lain adalah meninggalkan korban sendirian. Dalam kondisi hipotermia, korban bisa kehilangan kesadaran tanpa tanda-tanda sebelumnya. Ia perlu terus diawasi agar tidak tertidur atau tiba-tiba berhenti bernapas tanpa disadari.

Cara Mencegah Hipotermia

Mencegah hipotermia jauh lebih mudah daripada menanganinya. Saat beraktivitas di alam terbuka, gunakan pakaian berlapis agar suhu tubuh tetap stabil. Hindari bahan katun karena mudah basah dan sulit kering. Selalu bawa pakaian ganti kering dan emergency blanket di dalam tas. Jangan biarkan tubuh diam terlalu lama dalam kondisi basah atau di udara dingin, dan usahakan tetap bergerak pelan untuk menghasilkan panas tubuh. Sebelum beraktivitas, makan dan minum yang cukup agar energi tetap terjaga.

Kesimpulan

Tidur saat mengalami hipotermia bukanlah cara untuk memulihkan tenaga, tetapi justru mempercepat penurunan suhu tubuh hingga mencapai titik berbahaya. Saat tubuh mulai pasif, metabolisme menurun, dan kemampuan menghasilkan panas hilang, seseorang bisa kehilangan kesadaran tanpa sempat menyadarinya. Sensasi hangat yang muncul sesaat bukan tanda pulih, melainkan pertanda bahwa tubuh sudah mendekati batas akhir kemampuannya.

Jika kamu atau temanmu mengalami gejala hipotermia, tetaplah sadar, jangan tidur, dan segera lakukan langkah-langkah sederhana untuk menghangatkan tubuh secara perlahan. Di alam bebas, bertahan hidup bukan hanya soal kekuatan fisik, tapi juga soal pengetahuan dan kewaspadaan terhadap sinyal bahaya yang sering diabaikan.