Anjing liar yang diduga rabies menggigit belasan pendaki di jalur pendakian Gunung Batukaru, Tabanan, Minggu (21/9/2025). Foto: dok. Istimewa

9 Pendaki Gunung Batukaru Digigit Anjing Positif Rabies, Kasus Rabies Kembali Gegerkan Bali

Tabanan, Bali, JourneyVertical.com– Kasus rabies kembali menjadi sorotan di Pulau Dewata setelah insiden gigitan anjing terjadi di jalur pendakian Gunung Batukaru, Kabupaten Tabanan. Peristiwa yang berlangsung pada Minggu (21/9/2025) sekitar pukul 11.00 WITA ini menimpa sembilan pendaki yang sedang menikmati aktivitas mendaki di salah satu gunung tertinggi di Bali.

Seekor anjing liar tiba-tiba menyerang rombongan pendaki dan menggigit beberapa di antaranya. Hewan tersebut kemudian diamankan oleh petugas setempat untuk dilakukan pemeriksaan. Hasil uji laboratorium dari Balai Besar Veteriner Denpasar memastikan bahwa anjing tersebut positif rabies, memicu kekhawatiran baru di tengah upaya pemerintah menekan kasus penyakit mematikan ini.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian (Distan) Tabanan, Gede Eka Partha Ariana, mengungkapkan bahwa sampel otak anjing langsung diambil sehari setelah kejadian untuk memastikan status kesehatannya.“Pengambilan sampel dilakukan sehari setelah peristiwa berlangsung dan hasil laboratorium menunjukkan anjing tersebut positif rabies,” kata Gede pada Selasa (23/9/2025).

Gede menambahkan, seluruh korban sudah mendapatkan penanganan medis sesuai prosedur pencegahan rabies. Tindakan cepat ini dilakukan untuk meminimalisir risiko penularan virus yang bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat.

Dari sembilan pendaki yang menjadi korban, enam orang menjalani perawatan di UGD Puskesmas Pupuan I, sementara tiga lainnya memilih mendapatkan perawatan mandiri di Denpasar. Seluruhnya sudah menerima vaksin anti rabies (VAR) dosis pertama sebagai langkah awal pencegahan.

“Mereka sudah mendapatkan VAR yang pertama, dan nantinya akan dilengkapi hingga tiga kali sesuai jadwal. Kondisi semua korban sejauh ini stabil, bahkan sebagian besar sudah kembali ke rumah masing-masing,” jelas Gede.

Insiden ini sempat menimbulkan kebingungan di masyarakat setelah muncul kabar bahwa jumlah pendaki yang digigit mencapai 15 orang. Namun, Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr. Ida Bagus Surya Wira Andi, menegaskan bahwa data resmi hanya mencatat sembilan korban.
“Bukan 15 pendaki seperti kabar awal. Data dari polisi dan pecalang menyebutkan hanya sembilan orang yang digigit,” tegasnya.

Kasus gigitan anjing di Gunung Batukaru menjadi peringatan bahwa rabies masih menjadi ancaman kesehatan di Bali. Meski pemerintah provinsi secara rutin melakukan vaksinasi massal untuk hewan penular rabies (HPR), seperti anjing dan kucing, kejadian ini menunjukkan bahwa potensi penularan tetap ada, terutama dari hewan liar yang belum divaksin.

Pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama saat beraktivitas di alam terbuka. Warga juga diingatkan untuk melaporkan hewan liar dengan perilaku agresif agar dapat segera ditangani petugas.
“Langkah pencegahan sangat penting. Jangan menunda jika mengalami gigitan atau cakaran dari hewan yang dicurigai. Segera periksa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan VAR,” pesan dr. Surya.

Sebagai langkah antisipasi, pemerintah Kabupaten Tabanan akan meningkatkan sosialisasi terkait bahaya rabies dan pentingnya vaksinasi hewan peliharaan. Kegiatan vaksinasi massal untuk anjing dan kucing juga akan digencarkan di desa-desa sekitar kawasan Gunung Batukaru, mengingat area tersebut sering menjadi jalur pendakian yang ramai wisatawan lokal maupun mancanegara.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa meskipun Bali dikenal sebagai destinasi wisata dunia, ancaman penyakit zoonosis seperti rabies tidak bisa dianggap remeh. Para pendaki dan wisatawan diimbau untuk tetap berhati-hati, tidak memprovokasi hewan liar, dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami gigitan.

Dengan penanganan medis yang cepat, sembilan pendaki korban gigitan anjing positif rabies ini kini dilaporkan dalam kondisi baik. Namun, kewaspadaan masyarakat tetap diperlukan agar kejadian serupa tidak kembali terulang. (V*)

Releated Posts

Jalur Bromo Ditutup Sementara, Catat Tanggal dan Jalur Alternatifnya!

JourneyVertical.com. Buat kamu yang sudah merencanakan liburan ke Gunung Bromo di akhir September 2025, ada kabar penting yang…

ByByyogismSep 25, 2025

Gunung Lewotobi Laki-laki Tiga Kali Meletus, Status Awas Tetap Berlaku

NTT, JOURNEYVERTICAL.com – Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali meningkat signifikan. Pusat…

ByByyogismSep 23, 2025