JourneyVertical.com. Pernah nggak sih kamu merasa kedinginan sampai seluruh tubuh gemetar, gigi gemeletuk, dan sulit ngomong? Hati-hati, itu bisa jadi bukan sekadar kedinginan biasa, tapi tanda awal hipotermia.
Meski sering dikaitkan dengan kegiatan ekstrem seperti mendaki gunung, nyatanya hipotermia bisa terjadi di mana saja. Bahkan di tempat yang kamu pikir nggak sedingin itu, kondisi ini tetap bisa muncul kalau tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada bisa memproduksinya. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang apa itu hipotermia, gejalanya, penyebabnya, serta cara menanganinya dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami.
Apa Itu Hipotermia

Gambar Ilustrasi. Seseorang membungkus diri dengan selimut tebal karena mengalami gejala hipotermia — (sumber foto: doktersehat.com)
Secara sederhana, hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh seseorang turun di bawah batas normal, yaitu di bawah 35°C. Tubuh manusia sebenarnya punya mekanisme alami untuk menjaga suhu tetap stabil di kisaran 36,5°C hingga 37,5°C, karena organ-organ vital seperti jantung dan otak hanya bisa bekerja optimal dalam suhu tersebut.
Ketika suhu tubuh turun terlalu rendah, sistem tubuh mulai “panik”. Organ vital bekerja lebih keras, darah mengalir lebih lambat, dan metabolisme menurun. Kalau dibiarkan, kondisi ini bisa berbahaya bahkan berakibat fatal.
Penyebab Hipotermia
Banyak orang mengira hipotermia hanya bisa terjadi di daerah bersalju atau gunung tinggi. Padahal, kondisi ini bisa terjadi di mana saja ketika tubuh kehilangan panas terlalu cepat.
Paparan Udara Dingin Terlalu Lama
Kehujanan, berenang di air dingin, atau berada di ruangan ber-AC dalam waktu lama bisa menyebabkan tubuh kehilangan panas lebih cepat.
Pakaian Tidak Sesuai Cuaca
Ketika suhu lingkungan rendah, panas tubuh keluar lewat kulit dan napas. Jika kamu memakai pakaian tipis atau lembap, panas tubuhmu akan hilang lebih cepat.
Kelelahan Ekstrem
Tubuh yang kelelahan tidak mampu lagi menghasilkan panas dalam jumlah cukup. Inilah sebabnya pendaki gunung yang memaksakan diri sering jadi korban hipotermia.
Kekurangan Makanan dan Cairan
Tubuh membutuhkan energi dari makanan untuk menjaga metabolisme tetap berjalan. Saat tidak makan cukup, tubuh kehilangan bahan bakar untuk menghasilkan panas.
Kondisi Medis Tertentu
Orang dengan gangguan tiroid, diabetes, atau lanjut usia berisiko lebih tinggi karena kemampuan tubuh mereka dalam menjaga suhu tidak sebaik orang sehat.
Gejala Hipotermia

Gambar Ilustrasi sumber foto: okuselatan.disway.id
Gejala hipotermia sering muncul perlahan dan bisa tidak disadari. Karena itu, penting untuk mengenali tanda-tandanya sejak awal sebelum menjadi parah.
Tahap Ringan
Tubuh mulai menggigil hebat, kulit menjadi pucat dan dingin, jari terasa kebas, serta bicara mulai tidak jelas. Koordinasi tubuh juga mulai menurun.
Tahap Sedang
Menggigil mulai berkurang, bukan karena membaik, tapi karena tubuh kehabisan energi. Denyut jantung dan napas melambat, pikiran kacau, dan korban tampak mengantuk berat.
Tahap Berat
Penderita kehilangan kesadaran, tubuh kaku, dan denyut jantung sangat lemah. Pada tahap ini, hipotermia sudah menjadi kondisi darurat medis yang harus segera ditangani oleh tenaga profesional.
Pertolongan Pertama Saat Terjadi Hipotermia
Kalau kamu menemukan seseorang dengan tanda-tanda hipotermia, jangan panik. Ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan sebelum bantuan medis datang.
1. Pindahkan ke Tempat Hangat
Segera bawa korban ke tempat yang lebih hangat, jauh dari angin dan permukaan lembap. Kalau di alam terbuka, bisa gunakan tenda, jaket, atau kantong tidur sebagai pelindung.
2. Ganti Pakaian Basah
Pakaian lembap mempercepat hilangnya panas tubuh. Ganti dengan pakaian kering dan hangat sesegera mungkin.
3. Bungkus Tubuh dengan Selimut
Gunakan selimut, jaket tebal, atau sleeping bag untuk menjaga panas tubuh. Jika memungkinkan, lakukan kontak kulit ke kulit dengan orang lain agar panas bisa ditransfer secara alami.
4. Berikan Minuman Hangat
Minuman seperti teh manis atau air gula bisa membantu menaikkan suhu tubuh dari dalam. Hindari alkohol dan kopi karena bisa memperburuk kondisi.
5. Hindari Pemanasan Mendadak
Jangan langsung menempelkan air panas atau hair dryer ke kulit. Pemanasan mendadak bisa membuat tekanan darah turun drastis.
Cara Mencegah Hipotermia
Hipotermia bisa dicegah dengan persiapan yang tepat. Langkah pencegahan ini penting, terutama bagi kamu yang sering beraktivitas di luar ruangan atau di tempat dingin.
Gunakan Pakaian Berlapis
Gunakan tiga lapisan pakaian: lapisan dalam untuk menyerap keringat, lapisan tengah untuk menahan panas, dan lapisan luar yang tahan air serta angin.
Pastikan Tubuh Tetap Kering
Jika pakaian basah, segera ganti. Tubuh yang lembap mempercepat hilangnya panas.
Bawa Perlengkapan Darurat
Selalu sediakan selimut darurat, pakaian cadangan, dan makanan berenergi tinggi seperti cokelat atau energy bar.
Hindari Duduk Langsung di Tanah atau Batu Dingin
Gunakan alas seperti matras, jaket, atau tas untuk mencegah panas tubuh hilang ke permukaan.
Tetap Bergerak
Jangan diam terlalu lama di udara dingin. Bergerak membantu tubuh tetap memproduksi panas secara alami.
Hipotermia di Dunia Pendakian

Timsar menolong seorang pendaki yang terkena Hipotermia di gunung. (sumber foto: intagram @izul_nm)
Bagi pendaki gunung, istilah hipotermia sudah sangat familiar. Banyak kasus hipotermia terjadi di gunung-gunung tinggi seperti Semeru, Rinjani, atau Kerinci, di mana suhu malam bisa turun drastis hingga di bawah 5°C. Pendaki yang kurang persiapan, tidak membawa pakaian hangat yang cukup, atau kelelahan sering kali menjadi korban.
Persiapan yang matang sangat penting, bukan hanya soal perlengkapan, tapi juga soal pengetahuan. Mengetahui tanda-tanda hipotermia bisa menyelamatkan nyawa. Alam memang indah dan menenangkan, tapi juga menuntut kita untuk paham dan menghargainya.
Hipotermia Bukan Sekadar “Kedinginan”
Banyak orang menganggap hipotermia cuma kedinginan biasa, padahal ini adalah kondisi serius yang bisa berakibat fatal. Ketika tubuh kehilangan kemampuan menjaga suhu normal, organ vital seperti jantung dan otak bisa berhenti bekerja. Dalam hitungan jam, kondisi ini bisa berujung kematian jika tidak segera ditangani.
Karena itu, kalau kamu atau temanmu mulai menggigil hebat, bicara tidak jelas, atau terlihat sangat lemah di udara dingin, jangan tunggu lama. Segera cari tempat hangat, ganti pakaian, dan lakukan pertolongan pertama.
Hipotermia mungkin terdengar sederhana, tapi efeknya bisa berbahaya kalau diabaikan. Dengan mengenali gejala-gejalanya, tahu penyebabnya, dan memahami cara pencegahannya, kamu bisa tetap aman dalam aktivitas apa pun, termasuk saat berpetualang di alam bebas. Menjaga diri sendiri adalah bagian penting dari setiap perjalanan, karena petualangan sejati dimulai ketika kamu tahu cara bertahan.

