Home » Blog » Jangan Remehkan Air Gunung. Kesalahan Kecil Bisa Jadi Bencana Besar di Ketinggian

Jangan Remehkan Air Gunung. Kesalahan Kecil Bisa Jadi Bencana Besar di Ketinggian

JourneyVertical.com. Naik gunung memang identik dengan keindahan alam, udara segar, dan ketenangan yang jarang kita temukan di kota. Tapi di balik semua itu, ada satu hal penting yang sering diremehkan pendaki, yaitu air gunung. Ya, air yang tampak jernih dan segar itu ternyata bisa menjadi sumber masalah besar kalau kamu tidak hati-hati.

Banyak orang berpikir, “Ah, air gunung kan alami, pasti aman diminum.” Padahal, justru di situlah kesalahan paling umum terjadi. Di alam bebas, satu teguk air yang tidak diolah dengan benar bisa membawa bakteri, virus, atau parasit berbahaya yang bikin kamu sakit parah di tengah perjalanan.

Jadi sebelum kamu asal meneguk air di aliran sungai pegunungan, yuk pahami dulu kesalahan paling umum dalam mengonsumsi air di gunung dan bagaimana cara mencari sumber air yang benar-benar aman.

Kesalahan Umum Saat Mengonsumsi Air Gunung

1. Langsung Minum Air Tanpa Disaring atau Dimasak

Banyak pendaki yang terlalu percaya diri dengan kejernihan air gunung. Padahal, meskipun tampak bening, air itu bisa mengandung bakteri, parasit seperti Giardia, atau bahkan virus yang tak terlihat mata. Giardia misalnya bisa menyebabkan diare parah, kram perut, dan dehidrasi berat. Bayangkan mengalaminya di tengah pendakian panjang tanpa fasilitas medis.

Kenapa Orang yang Terkena Hipotermia Tidak Boleh Tidur? Ini Alasanny

Solusinya, selalu rebus air hingga mendidih minimal 3 sampai 5 menit sebelum diminum, atau gunakan filter air portabel yang sekarang banyak dijual khusus untuk hiking.

2. Mengambil Air dari Aliran yang Tidak Mengalir

Air yang diam, misalnya dari kolam kecil atau genangan, lebih berisiko mengandung patogen dan kontaminan. Kenapa? Karena di air yang tidak mengalir, bakteri dan mikroorganisme bisa berkembang biak dengan cepat. Bahkan serangga mati, daun membusuk, dan kotoran hewan bisa mengendap di sana.

Jadi, kalau bisa, selalu ambil air dari aliran yang bergerak seperti sungai kecil atau tetesan mata air yang menetes dari batu.

3. Mengambil Air di Dekat Jalur Hewan atau Toilet Alam

Di gunung, kamu tidak sendirian. Ada banyak satwa liar yang juga mencari air di tempat yang sama. Kalau kamu mengambil air di dekat jejak atau jalur hewan, besar kemungkinan air itu sudah terkontaminasi kotoran hewan.

Begitu juga kalau sumber air itu dekat dengan area yang sering digunakan pendaki untuk buang air. Air mungkin mengandung E. coli atau bakteri berbahaya lainnya. Hindari area seperti ini dan cari sumber air yang lebih tinggi atau lebih jauh dari jalur hewan.

Hipotermia di Gunung: Bahaya Senyap yang Mengintai Pendaki

4. Tidak Membawa Alat Filtrasi atau Tablet Purifikasi

Kesalahan fatal berikutnya adalah hanya mengandalkan air mentah. Padahal sekarang sudah banyak alat ringan dan praktis seperti LifeStraw, Sawyer Mini, atau tablet purifikasi air yang bisa dimasukkan ke botol dan membunuh bakteri di dalamnya. Barang-barang ini kecil, tapi sangat penting untuk keselamatan kamu di alam bebas.

5. Mengambil Air Terlalu Dekat dengan Area Perkemahan

Air di sekitar area perkemahan sering kali sudah terkontaminasi. Bisa dari sisa sabun, deterjen, atau limbah kecil dari aktivitas manusia. Kalau kamu mengambil air di titik ini, besar kemungkinan kamu sedang meneguk sisa air cucian orang lain. Bukan ide bagus, kan?

Sebaiknya, ambil air setidaknya 50 sampai 100 meter dari lokasi camp utama. Ini membantu menjaga kebersihan sumber air, baik untuk kamu maupun pendaki lain.

6. Menggunakan Wadah Kotor

Mungkin terdengar sepele, tapi wadah air yang tidak bersih bisa jadi sumber masalah besar. Kalau botolmu pernah dipakai untuk menyimpan minuman manis, kopi, atau sisa makanan, maka bakteri bisa berkembang di dalamnya.

Sebelum berangkat, pastikan wadah air kamu bersih, kering, dan tertutup rapat. Gunakan botol dengan mulut sempit agar tidak mudah kemasukan debu atau serangga.

Mengatasi Hipotermia: Cara Cerdas Menyelamatkan Diri dari Dingin yang Mematikan

7. Tidak Menutup Botol dengan Rapat

Banyak pendaki yang meletakkan botol air begitu saja di tanah atau membuka tutupnya saat berjalan. Padahal, itu bisa membuat air terkontaminasi debu, serangga, atau tanah. Apalagi kalau kamu melewati jalur yang berdebu atau berangin. Jadi, biasakan selalu menutup botol air rapat-rapat setelah digunakan.

8. Mengambil Air Dekat Area Dapur atau Cuci

Sama seperti area camp, area dapur atau tempat cuci juga penuh dengan sisa sabun, minyak, atau sisa makanan.
Kalau kamu mengambil air dari aliran yang lewat di dekat situ, maka air itu bisa saja mengandung zat kimia yang tidak aman dikonsumsi.

9. Tidak Membedakan Air Minum dan Air Cuci

Kesalahan sederhana tapi sering terjadi. Kadang pendaki menggunakan wadah yang sama untuk menampung air minum dan air cuci. Hasilnya, air bersih bisa tercampur sabun, minyak, atau kotoran. Solusinya mudah, pisahkan wadah air untuk minum dan untuk kebutuhan lain seperti mencuci tangan atau peralatan makan.

10. Mengisi Air di Sumber yang Tampak Jernih Tapi Berbahaya

Kadang kita menemukan air sangat jernih di dekat batu belerang atau daerah vulkanik. Tapi hati-hati. Air seperti ini bisa mengandung logam berat atau sulfur yang tidak aman diminum.
Meskipun terlihat bening dan segar, kandungan kimianya bisa merusak organ tubuh kalau dikonsumsi dalam jumlah banyak.

11. Menganggap Semua Air Gunung Aman Diminum Karena “Alami”

Ini salah satu mitos paling berbahaya di dunia outdoor. Air gunung memang terlihat alami, tapi bukan berarti bebas dari bahaya. Bakteri, parasit, atau kontaminan bisa berasal dari mana saja, mulai dari kotoran hewan, hujan asam, hingga aktivitas manusia.

Jadi ingat, alami tidak selalu berarti aman.

12. Mengandalkan Salju atau Es Tanpa Mencairkannya Dulu

Beberapa pendaki pemula berpikir bahwa makan salju langsung bisa menggantikan air minum. Padahal, itu bisa menyebabkan hipotermia karena suhu tubuh turun drastis saat kamu menelan es dingin. Kalau ingin memanfaatkan salju, lelehkan dulu dengan api atau sinar matahari sebelum diminum.

13. Tidak Tahu Cara Survival untuk Menemukan Air Aman

Dalam kondisi darurat, kemampuan menemukan sumber air aman sangat penting. Kamu bisa belajar mengenali tanda-tanda alam, seperti tanaman yang tumbuh di tanah lembab, arah aliran lembah, atau kondensasi di dedaunan. Skill ini bisa menyelamatkan nyawa kalau kamu tersesat di alam bebas tanpa peralatan lengkap.

Ciri-Ciri Sumber Air Gunung yang Aman Diminum

sumber foto: istockphoto.com

Sekarang kamu sudah tahu kesalahannya. Saatnya mengenali seperti apa sumber air yang aman untuk diminum di gunung.

1. Air Mengalir, Bukan Diam

Pilih air yang terus bergerak seperti sungai kecil atau tetesan dari batu. Aliran air membantu membersihkan dirinya sendiri dari mikroorganisme.

2. Jernih dan Tidak Berbau

Air yang aman biasanya tidak berbau amis, busuk, atau kimia. Kalau ada aroma aneh, lebih baik hindari.

3. Tidak Berwarna

Air yang sehat tampak bening. Kalau warnanya kehijauan, kekuningan, atau kecoklatan, bisa jadi mengandung mineral berlebihan atau lumpur.

4. Tidak Ada Tanda Pencemaran

Hindari sumber air di dekat jalur hewan, perkemahan, atau tempat buang air. Sekilas mungkin tampak bersih, tapi kamu tidak pernah tahu apa yang ada di hulu sana.

5. Bersumber dari Mata Air Pegunungan

Mata air yang keluar langsung dari celah batu atau tanah biasanya lebih murni dan segar karena berasal dari penyaringan alami di dalam bumi.

6. Tidak Banyak Tumbuhan Air

Terlalu banyak lumut atau tumbuhan air bisa jadi tanda bahwa air stagnan atau tercemar.

7. Tidak Ada Buih atau Minyak di Permukaan

Buih atau lapisan minyak di atas air bisa menandakan pencemaran organik atau kimia.
Jika terlihat seperti itu, cari sumber lain.

Tips Aman Mengonsumsi Air di Gunung

Untuk menutup pembahasan ini, berikut beberapa tips praktis yang wajib kamu ingat:

  • Selalu rebus air sebelum diminum.
  • Gunakan filter portabel atau tablet purifikasi.
  • Bawa wadah air bersih dan tertutup rapat.
  • Ambil air di lokasi tinggi dan jauh dari jalur hewan.
  • Pisahkan air minum dan air untuk mencuci.
  • Pelajari tanda-tanda alam untuk mencari air.

Di alam bebas, air bukan sekadar pelepas dahaga, tapi juga penentu keselamatan. Satu kesalahan kecil bisa berujung pada sakit, dehidrasi, atau bahkan kematian jika kamu berada jauh dari bantuan.

Jadi, jangan pernah meremehkan pentingnya air gunung yang aman. Ingat, air jernih belum tentu air bersih. Selalu waspada, bawa perlengkapan yang tepat, dan perlakukan setiap tetes air di gunung seolah itu adalah sumber kehidupan yang paling berharga.